Selasa, 18 Desember 2012

Tentang Nor Ramsiah Sasirangan


Kain batik khas Kalimantan namanya kain "SASIRANGAN" seperti halnya batik di
Jawa, sasirangan ini merupakan batik tradisional di Banjarmasin yang mampu
bersaing di pasar asing.

Nor Ramsiah Sasirangan merupakan produsen kain sasirangan di daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kami memproduksi berbagai macam jenis kain dan motif sasirangan.
Untuk pembuatan produk,kami tidak menggunakan mesin,tetapi asli dari kerajinan tangan yang merupakan ciri khas Banjarmasin.

Proses Pembuatanya: klik disini
Pertama menyirang kain, Kain dipotong secukupnya disesuaikan untuk keperluan pakaian wanita atau pria.
Kemudian kain digambar dengan motif-motif kain adat,
lantas disirang atau dijahit dengan tangan jarang-jarang/renggang mengikuti motif.
Kain yang telah dijahit, ditarik benang jahitannya dengan tujuan untuk mengencangkan jahitannya,
sehingga kain mengerut dengan rapat dan kain sudah siap untuk masuk proses selanjutnya.



Kedua penyiapan zat warna, Zat warna yang digunakan adalah zat warna untuk membatik.
Semua zat warna yang untuk membatik dapat digunakan untuk pewarnaan kain sasirangan.
Tapi zat warna yang sering  digunakan saat ini adalah zat warna naphtol dengan garamnya.
Bahan lainnya sebagai pembantu adalah soda api (NaOH), TRO/Sepritus, air panas yang mendidih.
Mula-mula zat warna diambil secukupnya, kemudian diencerkan/dibuat pasta dengan menambahkan TRO/Spirtus,
lantas diaduk sampai semua larut/melarut.
Setelah zat melarut semua, kemudian ditambahkan beberapa tetes soda api dan terakhir ditambahkan dengan
air panas dan air dingin sesuai dengan keperluan. Larutan harus bening/jernih.
Untuk melarutkan zat warna naphtol sudah dianggap selesai dan sudah dapat dipergunakan untuk
mewarnai kain sasirangan.


Untuk membuat warna yang dikehendaki, maka zat warna naphtol harus ditimbulkan/dipeksasi dengan garamnya.
Untuk melarutkan garamnya, diambil sesuai dengan keperluan kemudian ditambahkan air panas sedikit demi sedikit
sambil diaduk-aduk kuat-kuat sehingga zat melarut semua dan didapatkan larutan yang bening.
Banyaknya larutan disesuaikan dengan keperluan. Kedua larutan yaitu naphtol dan garam sudah dapat dipergunakan untuk mewarnai kain sasirangan,
yaitu dengan cara pertama-tama mengoleskan/menyapukan zat warna naphtol pada kain yang telah disirang
yang kemudian disapukan lagi/dioleskan larutan garamnya sehingga akan timbul warna pada kain sasirangan yang sudah diolesi
sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah seluruh kain diberi warna, kain dicuci bersih-bersih sampai air cucian tidak berwarna lagi.
Kain yang sudah bersih, kemudian dilepaskan jahitannya sehingga terlihat motif-motif bekas jahitan diantara warna-warna yang ada pada kain tersebut.
Sampai disini proses pembuatan kain sasirangan telah selesai dan dijemur salanjutnya diseterika dan siap untuk dipasarkan.


Menurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa
atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang
pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40
malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir pertapaannya rakit Patih tiba di
daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih
terdengan suara seorang wanita, wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak
menjadi Raja di Banua ini. Tetapi ia baru muncul ke permukaan kalau syarat-syarat
yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang diselesaikan dalam
sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh
40 orang putri dengan motif wadi / padiwaringin. Itulah kain calapan / sasirangan
yang pertama kali dibuat dan sering disebut oleh masyarakat sebagai batik
sandang yang disebut Kain Calapan yang kemudian dikenal dengan nama Kain
Sasirangan.

Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat
atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit
menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat
dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu.
Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga
menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis
atau motif yang menawan.Sasirangan belakangan terus berkembang menyebar ke
berbagai daerah seiring dengan perkembangan dunia mode yang sering
mengadaptasi pakaian-pakaian tradisional. Malah terkadang sasirangan sudah
menjadi pilihan pakaian resmi suatu acara. Soal harga, bisa diperoleh mulai dari
puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis kainnya.
Kain Sasirangan adalah kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan
menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut
corak-corak tertentu. Pada dasarnya teknik pewarnaan rintang mengakibatkan
tempat-tempat tertentu akan terhalang atau tidak tertembus oleh penetrasi larutan
zat warna.

Prosesnya sering diusahakan dalam bentuk industri rumah tangga, karena tidak
diperlukan peralatan khusus, cukup dengan tangan saja untuk mendapatkan motif
maupun corak tertentu, melalui teknik jahitan tangan dan ikatan.

Bahan baku Kain Sasirangan yang banyak digunakan hingga saat ini adalah bahan
kain yang berasal dari serat kapas (katun). Selain itu, pembuatan kain celup ikat
adalah sejalan dengan proses celup rintang yang lain seperti batik dan tekstil adat.

Saat ini pengembangan bahan baku cukup meningkat, dengan penganekaragaman
bahan baku nonkapas seperti, polyester, rayon, ataupun sutra. Desain/corak
didapat dari teknik-teknik jahitan dan ikatan yang ditentukan oleh beberapa faktor,
selain dari komposisi warna dan efek yang timbul antara lain, jenis benang/jenis
bahan pengikat.

Terdapat berbagai macam motif sasirangan diantaranya adalah:

1. Iris Pudak
2. Kambang Raja
3. Bayam Raja
4. Kulit Kurikit
5. Ombak Sinapur Karang
6. Bintang Bahambur
7. Sari Gading
8. Kulit Kayu
9. Naga Balimbur
10. Jajumputan
11. Turun Dayang
12. Kambang Tampuk Manggis
13. Daun Jaruju
14. Kangkung Kaombakan
15. Sisik Tanggiling
16. Kambang Tanjung

Untuk melihat foto silahkan masuk ke galerry kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar